Habib Ali Al Jifri Menjelaskan :
kenapa kamu melihat dirimu lebih baik dari pada orang lain ?
coba pikirkan ???
sambil tersenyum Habib Ali Al-Jifri mengatakan : Sebab ketaatanmu ???? hmmm..
Berhati-hatilah.....!!!! ayyuhal murid (orang yang hendak menuju kepada Allah)
jangan kau melihat orang yang berdosa ataupun orang yang melakukan maksiat dengan pandangan penghinaan
ini adalah pandangan yang sangat membahayakan dan pandangan seperti
ini adalah dilarang (haram) karena akan memberikan kesan/bekas dalam
hati ,akan mendholimi hati dan pandangan semacam ini MENYEBABKAN HATI
MENJADI GELAP....!!!
Habib Ali Al Jifri Bercerita : terdapat abid (ahli ibadah) dimasa
bani israil yaitu orang yang telah beribadah selama 500 tahun dan ia
hanya beribadah saja dan dia tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah
sama sekali .
abid (ahli ibadah) bani isroil melihat seorang fasik dari bani isroil
yang tidak pernah taat kepada Allah Azza Wajalla, jadi keduanya sangat
berseberangan .ketika keduanya melihat satu sama lain mereka saling
berpaling. apa sebabnya ?
abid (ahli ibadah) ini berpaling sebab keangkuhanya terhadap pelaku
maksiat itu (fasik), dia (abid) mengira bahwa Allah tidak akan
mengampuni dosanya selama lamanya, dia melihat bahwa dirinya lebih baik
dari pada fasik karena ibadahnya (abid),
Sambil menyelingi Habib Ali Al Jifri Menjelaskan : makna ibadah yang
sebenarnya adalah ibadah yang akan menambahkan rasa "rendah hati" dan
selalu merasa kekurangan.
Abid (ahli Ibadah) ini bangga sekali dengan Amal Ibadahnya.
Namun orang yang bermaksiat itu (Fasiq) juga berpaling dari Abid,tapi sebab apa ?
karena dia malu kepada Allah Azza Wajalla ,ketika dia berpaling dari
abid itu dia berkata :" ASTAGFIRULLOH SIAPAKAH AKU INI,HINGGA BERTEMU
DENGAN ORANG YANG BAIK DAN AHLI IBADAH SEDANGKAN AKU INI HANYALAH ORANG
FASIK"
Adalah Abid ini termasuk golongan bani isroil yang memiliki karomah
(kemuliaan) karena ibadahnya yang bagus,maka diantara karomahnya adalah
ketika dia berjalan maka awan senantiasa menangunginya (Ngiyupi..jowo
red), apabila datang mentari dipagi hari maka datang-lah awan
menangunginya .
maka ketika dia (abid) bertemu dengan fasik tadi, kemudian dia berpaling dari fasik karena takabur.
Habib Ali Al-jifry menerangakan : fokus pada cerita ini adalah
tentang "pandangan" , pandangan kepada orang fasik itu adalah pandangan
"sombong" dan pandangan fasik kepada abid adalah pandangan karena rasa
"malu" .
ketika mereka berpisah, awan yang berada diatas abid menaungi tiba
tiba meninggalkanya dan mengikuti si fasik lalu menaunginya terus
setelah itu .
apakah sebabnya ????
karena dia (abid) memandang dengan pandangan penghinaan
MAKA TIDAK DIBENARKAN BAGIMU UNTUK MENGHINA SESEORANG...!!!!
HINAKAN-LAH MAKSIAT TAPI JANGAN KAU MENGHINA PELAKU MAKSIAT...!!!
HINAKA-LAH KUFUR TAPI JANGAN KAU MENGHINA ORANG KAFIR...!!!
karena dzat yang dihinakan pada kafir itu adalah hakikat kekufurannya, apakah hakikat kekufuran itu ?
yaitu orang yang mati dalam keadaan KUFUR TETAPI SELAGI DIA HIDUP MAKA DIA TIDAK BOLEH DIHINA..
KARENA SESUNGGUHNYA KITA TIDAK MENGETAHUI BAGAIMANA DIA AKAN MATI .
MAKA KITA TIDAK DIBENARKAN MENGHINA SESEORANG-PUN DARI MAKHLUK ALLAH
ada 3 jenis bentuk pandangan, sehingga kita tidak mendholimi hati ini (maksudnya adalah pandangan yang tidak boleh kita lakukan)
1. Melihat kepada aurot (yakni apa yang diingini nafsu) dengan pandangan Nafsu
2. Melihat dunia dengan pandangan pengagungan (Ainu al ta'dhim)
3. Melihat makhluk Allah dengan pandangan penghinaan (Ainu Al tahqir)
3 pandangan ini mudah mudahan kita dijauhkan dari padanya , kita
berlidung dari 3 perkara ini dengan pandangan yang akan memberikan
pancaran pada hati ini, sedangkan pandangan yang dapat memberikan
pancaran pada hati ini adalah :
1. pandangan yang dibenarkan Allah Azza Wajalla untuk dilihat dengan pandangan tafakkur (Ainu Al tafakkur)
2. pandangan kepada orang tua ,kepada ulama ,kepada saudara saudara
muslim dengan pandangan kasih sayang / cinta "Ainu Almahabbah"
3. pandangan kepada pelaku maksiat dengan pandangan belas kasihan (Ainu Al syafaqoh)
4. pandangan kepada orang yang taat dengan pandangan memuliakan (Ainu Al-ijlal)
0 Response to "Hinalah Maksiat Tapi Jangan Hina Pelaku Maksiat!"
Post a Comment